Ayam Panggang Gandu
Ayam Goreng,.,,,.Ayam Goreng,.,.,egh Salah Ayam Panggang.,,.(Pastinya ayam panggang Gandu)
menyantap ayam panggang
gandu, masakan para ibu di Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan,
Jawa Timur. Gurihnya ayam kampung bisa dinikmati di rumah pedesaan yang sejuk
dan hening.
Sentra ayam panggang gandu berlokasi di jalan raya Madiun- Solo, tepatnya
jalan raya Maospati-Ngawi. Sebuah papan petunjuk arah yang dipasang tepat di
pertigaan Karangrejo menjadi penanda bagi para pengunjung. Jika masih ragu
dengan petunjuk yang Anda lihat, silakan bertanya kepada masyarakat sekitar.
Mereka akan mengarahkan Anda pada sebuah gang kecil dengan jalan setapak. Di
gang itulah berdiri warung lesehan ayam panggang.
Awal November lalu kesibukan tiada henti di dapur warung Bu Setu (60).
Sebanyak 15 tungku pemanggang ayam nyaris tidak beristirahat. Setiap kali 15
ayam panggang diangkat dari tungku, saat itu pula 15 ayam yang baru dibersihkan
sudah mengantre. Bu Setu dibantu sejumlah perempuan mengupas bawang putih,
bawang merah, dan menyiapkan rempah-rempah penunjang bumbu ayam panggang.
Tidak kurang dari 150 ekor ayam kampung dipotong pada hari itu. Saat ramai
pengunjung, warung Bu Setu bisa menghabiskan 350 ekor ayam per hari. Saat Hari
Raya Idul Fitri, lebih dahsyat lagi. Dalam sehari, jumlah ayam yang dipotong
bisa menembus 750 hingga 800 ekor. Untuk menggerakkan warungnya, Setu dibantu
25 karyawan,
”Kalau nuruti pembeli, berapa pun pasti habis. Tamu-tamu datang dari
mana-mana dan kebanyakan luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta,
Solo, pokoknya dari jauh-jauh,” ujar Setu.
Racikan sendiri
Ayam panggang gandu populer disajikan dengan varian rasa pedas dan gurih. Ada perbedaan mencolok
antara ayam panggang pedas dan ayam panggang gurih dalam hal rasa maupun
penampilan. Ayam panggang pedas berbalut bumbu warna merah atau lazim disebut
bumbu rujak. Bumbu ini diracik dari bahan, antara lain, bawang merah, bawang
putih, cabai, tomat, dan kemiri. Tidak lupa ditambahkan kacang tanah yang
digoreng dan dihaluskan. Sedangkan ayam panggang gurih mengandalkan kombinasi
bawang putih, garam, dan sedikit kunyit.
Kesegaran bahan sangat memengaruhi kelezatan rasa masakan. Setu kerap terjun
langsung ke pasar serta sangat cerewet dalam urusan memilih ayam dan bumbu.
Ayam harus ayam kampung asli dan dipilih ayam muda supaya dagingnya tidak
keras. Ayam yang dipotong juga harus sehat, tidak boleh sakit. Untuk
memanggang, digunakan tungku berbahan tanah liat. Api tungku hanya dihasilkan
dari proses pembakaran kayu. Nyala api harus stabil untuk menghasilkan
kematangan yang merata pada daging ayam.
”Untuk mendapatkan ayam panggang yang kesat dan lezat, tidak cukup
dipanggang sekali. Paling sedikit harus lima
kali supaya air di dalam dagingnya benar-benar kesat (kering). Panggangan yang
terakhir baru diberi bumbu,” katanya.
Pelas dan bothok
Ayam panggang gandu sangat lezat disantap dengan sambal korek atau sambal
bawang putih dan sambal goreng terasi. Sebagai pelengkapnya, disajikan kudapan
aneka sayur segar, seperti kubis, timun, tomat iris, daun selada, dan kemangi.
Disediakan pula urap-urap dan trancam berbahan irisan halus kubis, tauge, dan
petai cina.
Menu spesial penyerta ayam panggang gandu adalah pelas dan bothok tempe. Pelas hampir mirip
dengan bothok. Perbedaan terdapat pada bahan yang digunakan, yakni kedelai
hitam. Kedelai ini direbus hingga matang dan dimasak menggunakan parutan kelapa
muda dengan sedikit kuah santan encer. Ada
sedikit kencur dalam bumbu pelas yang menghasilkan kesegaran rasa.
Dua porsi utuh ayam panggang rasa gurih dan pedas, lengkap dengan menu
penyertanya, ditambah sebakul nasi, serta dua gelas es jeruk, dipasang harga Rp
100.000. Harga berlaku ”fluktuatif” alias fleksibel. Artinya harga akan turun
jika harga ayam kampung juga turun. Sebaliknya, harga akan menyesuaikan apabila
harga ayam kampung naik. Harga boleh turun naik, tetapi ayam panggang gandu tetap
gurih.
Komentar
Posting Komentar